iOS

MARITIME LINE » » KLM Maruta Jaya-900, kapal hemat BBM gagasan BJ Habibie

KLM Maruta Jaya-900, kapal hemat BBM gagasan BJ Habibie

Senin, 05 November 2012

KLM Maruta Jaya-900
Menengok Kiprah Kapal Maruta Jaya yang Tenggelam di Tanjung Priok

Kapal KLM Maruta Jaya-900 yang tenggelam di perairan Tanjung Priok pada Minggu (8/1/2012) lalu merupakan kapal prototipe yang dikembangkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Yuk kita tengok kiprah kapal yang digagas mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) BJ Habibie ini.

Dari situs BPPT, bppt.go.id, disebutkan Maruta Jaya 900 produksi PT PAL Indonesia ini didesain khusus sebagai kapal angkutan barang (Cargo Ship) yang hemat BBM dan ramah lingkungan yang mulai beroperasi secara resmi pada 20 Mei 1990 dan didesain mampu mengangkut kargo maksimal 900 ton.

Kapal ini juga mampu menghemat konsumsi BBM sampai 70% dibandingkan dengan kapal sejenisnya. Jika kapal sejenis mengkonsumsi BBM sekitar 3.000 liter/hari, KLM Maruta Jaya-900 hanya memerlukan 900 liter/hari. Tenaga angin digunakan sebagai tenaga penggerak utama kapal. Dengan penggunaan layar seluas 1.200 meter persegi yang terdiri dari 1 buah layar jib (jib sail) berbentuk segitiga yang terletak di bagian haluan (bowsprit), 2 buah layar utama (main sail) berbentuk segiempat yang masing -masing terpasang pada tiang utama (main mast) dan 1 buah layar mizzen (mizzen sail) yang tepasang pada tiang belakang dan dapat memberikan dorongan kekuatan laju kapal sampai dengan 9 knot pada saat cuaca normal.

Sementara dari situs songlinecruises.com, penyedia jasa turisme pesiar dengan kapal tradisional, Kapal Maruta Jaya ini merupakan prototipe kapal bertiang tinggi termuda di dunia, dibangun atas kerjasama dengan Hamburg University dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Pemilik Song Line Cruise dalam situsnya itu mengatakan bahwa kapal ini telah tersesat dari jalurnya yang seharusnya menjadi kapal klasik, harus berjuang mencari untung bagi operatornya, mengangkut semen dan minyak kelapa sawit dengan rute-rute pendek di Kepulauan Indonesia. Pemilik Song Line Cruise pula yang berkali-kali menawar untuk membeli kapal itu dan bermaksud menjadikannya kapal dengan misi filantropi. "Akhirnya, dengan berkomunikasi cepat pada operator, dengan beberapa bantuan orang-orang dari Camden, Maine (rekanan Song Line Cruise di AS, red), dan uang yang kami miliki, kami akhirnya setuju mengambil KLM Maruta Jaya untuk membantu orang-orang di Sumatera Utara (pasca tsunami, red)," tulis pemilik Song Line Cruise.

KLM Maruta Jaya-900 pun digunakan untuk misi Maine Windjammer Relief Effort, mengangkut bantuan bekerja sama dengan beberapa orang dari PT Admiral Lines, dan LSM internasional seperti, Care International, PBB, Save The Children, Amercare mengangkut bantuan logistik ke daerah-daerah berdampak tsunami. Foto-foto KLM Maruta Jaya saat tsunami bisa dilihat di situs itu.

Sementara dari worldmaritimenews.com, menuliskan kapal ini sebagai Favorable Wind of The Seas, dalam artikel tanggal 21 November 2011. Kapal ini dibangun untuk melatih taruna-taruna laut dan turut berperan membantu pemulihan setelah tsunami melanda Indonesia pada 2004.

Dengan alasan yang tidak diketahui, penggunaan kapal ini sebagai kapal latih dihentikan. Kapal Maruta Jaya juga sempat digunakan untuk membantu ekskavasi pengangkatan kapal yang tenggelam di laut. "Setelah operasi berakhir, kapal ini menjadi menganggur, dan diletakkan di pelabuhan Jakarta. Pemilik kapal, BPPT dengan Kemenko Kesra telah mencari solusi untuk merehabilitasi kapal," tulis World Maritime News.

Dalam visi dan misinya, masih dalam situs World Maritime News, kapal ini akan digunakan sebagai kapal latih, yang melatih para pemuda dan taruna laut untuk membangun karakter mereka. Kapal ini kini 'tergeletak' di Pelabuhan Tanjung Priok, menunggu untuk masuk dok, dengan perbaikan pada layar dan meningkatkan kapasitas hingga 50 orang, untuk pelatihan pemuda dan pelatihnya. Kapal ini rencananya mulai masuk dok pada Januari 2012 hingga April 2012. Setelah masuk dok, kapal itu akan berlayar menuju Morotai atau perairan Halmahera, tergantung pada iklim dan angin.

www.detiknews.com
Prokimal Kotabumi5 Kotabumi Lampung Utara

Artikel terkait :